Ir. Soekarno adalah sosok yang sangat penting dalam sejarah Indonesia dan diakui sebagai Presiden pertama yang menjabat dari tahun 1945 hingga 1967. Ia lahir pada tanggal 6 Juni 1901 di Surabaya, Jawa Timur dan meninggal dunia pada tangga 21 Juni 1970 di Jakarta.
 
Soekarno adalah seorang tokoh pergerakan kemerdekaan yang sangat berpengaruh dan merupakan salah satu arsitek utama proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Selama masa pemerintahannya, Soekarno berupaya untuk memajukan Indonesia sebagai negara merdeka dan menjadi pemimpin yang sangat berkarisma dan bersemangat. Dia juga terkenal sebagai seorang orator ulung dengan pidato-pidatonya yang merangsang semangat perjuangan dan kebangsaan Indonesia.  

Selama kepemimpinannya, Soekarno berhasil memperjuangkan pengakuan internasional bagi Indonesia, membuka kesempatan bagi pemuda dan kaum intelektual untuk mengambil peran dalam pembangunan nasional, serta memajukan sektor ekonomi melalui pembangunan infrastruktur dan pengembangan industri. Ia juga menciptakan ideologi negara Pancasila sebagai landasan ideologis Indonesia.

Namun, Soekarno juga menghadapi banyak kritik dan kontroversi terkait dengan kebijakan-kebijakannya, termasuk dalam bidang politik, ekonomi, dan keamanan. Setelah terjadinya G30S/PKI pada tahun 1965, Soekarno mengalami tekanan politik dan akhirnya tumbang dari kekuasaan. Meskipun begitu, Soekarno tetap dihormati dan diakui sebagai salah satu tokoh paling penting dalam sejarah Indonesia.

Selain sisi positif, Bung Karno juga memiliki sisi lain yang kontroversial dan menjadi sorotan kritik dari berbagai pihak. Beberapa di antaranya adalah:
  1. Kebijakan politik yang otoriter.
    Selama masa pemerintahannya, Bung Karno dianggap sebagai pemimpin yang otoriter dan cenderung menekan oposisi politik. Ia seringkali menggunakan kekuasaannya untuk membungkam kritik dan oposisi politik, serta membatasi kebebasan pers dan kebebasan sipil. Selain itu, Bung Karno juga dianggap sebagai tokoh yang sangat mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan individu, yang mengakibatkan adanya pelanggaran hak asasi manusia.

  2. Kebijakan ekonomi yang kurang berhasil.
    Bung Karno juga dianggap memiliki kebijakan ekonomi yang kurang berhasil dan tidak efektif dalam mengatasi masalah kemiskinan dan pengangguran di Indonesia. Beberapa kebijakannya, seperti nasionalisasi perusahaan asing dan pendirian Badan Urusan Logistik (BULOG), dianggap tidak berhasil dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat. 

  3. Hubungan luar negeri yang kontroversial.
    Selama masa pemerintahannya, Bung Karno memiliki hubungan luar negeri yang kontroversial dengan beberapa negara, terutama Amerika Serikat dan Belanda. Ia seringkali menyuarakan sikap anti-kolonialisme dan anti-imperialisme yang membuat hubungan dengan negara-negara tersebut tegang. Selain itu, hubungan dengan negara-negara lain seperti Tiongkok dan Uni Soviet juga memunculkan kritik karena dianggap mengorbankan kepentingan nasional Indonesia.
Meskipun memiliki sisi lain yang kontroversial, Bung Karno tetap dihormati dan diakui sebagai tokoh penting dalam sejarah Indonesia dan perjuangan kemerdekaan bangsa.